ARSITEKTUR TROPIS dan PERNERAPAN DALAM BANGUNAN
Apakah yang dimaksud dengan Arsitektur Tropis ?
Arsitektur tropis adalah jenis
arsitektur yang memberikan jawaban/ adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh
iklim tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan
oleh panas matahari, kelembapan yang
cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan sebagainya. Pengaruhnya
otomatis terhadap suhu, kelembapan, kesehatan udara yang harus di antisipasi
oleh arsitektur yang tanggap terhadap hal-hal tersebut. Selain itu pandangan
baru mencakup pada penggunaan material yang memberikan ciri karakter material
lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai daripada material impor.
Bentuk bangunan pada Arsitektur Tropis?
Bentuk arsitektur tropis, tidak
mengacu pada bentuk yang berdasarkan estetika, namun pada bentuk yang
berdasarkan adaptasi/ penanganan iklim tropis. Meskipun demikian bentukan
bangunan oleh arsitek/desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur
yang estetis, hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim
tropis, juga memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan interior dari
bangunan tersebut.
Bentuk secara makro sangat
memperhatikan faktor panas dan hujan, dimana untuk menangani hal tersebut maka
arsitektur tropis yang baik akan memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas
dan ketika hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan
berkaitan dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya
dibuat teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang
bersahabat.
Bentuk secara mikro pada
masing-masing elemen bangunan seperti jendela dengan bentuk lebar, berjalusi,
berkanopi, atau semacam itu. Bentuk bangunan tropis dari kayu biasanya
merupakan bangunan panggung dengan lantai yang diangkat dengan harapan terhindar
dari banjir akibat hujan, memang merupakan kualitas rancangan yang sudah
berhasil sejak dulu.
Perbedaan antara Arsitektur Tropis dengan Arsitektur Tradisional
Arsitektur tropis merupakan prinsip
desain, sedangkan arsitektur tradisional merupakan kebudayaan arsitektur yang
turun-menurun dan digetok-tularkan melalui kebudayaan. Arsitektur tropis tidak
harus tradisional, tapi biasanya arsitektur tradisional masyarakat sudah sangat
memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis meskipun tidak tertulis, tapi
sudah terlihat melalui bangunannya.
Arsitektur tropis gaya baru bisa
memakai material apa saja dan tidak harus terpaku pada tradisi karena banyak
perubahan paradigma terutama penggunaan material baru, asalkan masih
memperhatikan bagaimana menangani iklim tanpa menggunakan penanganan modern
terhadap iklim, misalnya bangunan tropis seharusnya tidak memakai AC dan
pencahayaan buatan pada siang hari, karena sudah mengandalkan iklim tropis yang
sebenarnya mendukung untuk itu. Karena arsitektur tropis memperhatikan iklim,
maka penanganan arsitektur yang berkaitan dengan iklim seperti mempertahankan
suhu nyaman, kelembapan, dan sebagainya juga menggunakan potensi dari iklim
tropis tersebut.
Konsep rumah tropis, pada dasarnya
adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis
membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi
suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat
kenyamanan dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam
rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah
tropis. Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan
adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi
konsep ini dalam tren yang berkembangdalm masyarkat; sebagai penggunaan
material tertentu sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu,
batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.
Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab
Kondisi iklim tropis lembab
memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan
binaan, mengingat ada beberapa factor-factor spesifikasi yang hanya dijumpai
secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi,
bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetik bangunan yang
berbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang
berbeda kondisi iklimnya.
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam
perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah :
1.
Kenyamanan
Thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan
thermal terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara
yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik
radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.
Perolehan panas dapat dikurangi
dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai daya tahan terhadap panas
yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus bahan tersebut akan
terhambat. Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan
bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil
dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena akan memperberat atap.
Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan beberapa cara,
misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan
memperbesar tahan panas.
Cara lain untuk memperkecil panas
yang masuk antara lain :
· Memperkecil
luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat
· Melindungi
dinding dengan alat peneduh. Peroleh panas dapat juga dikurangi dengan
memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.
Warna terang mempunyai
penyerapan radiasi matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya.
Penyerapan panas yang besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik.
Sehingga akan jauh lebih besar dari temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan
perbedaan temperatur yang besar antar kedua permukaan bahan, yang akan
menyebabkan aliran panas yang besar.
2.
Aliran
Udara Melalui Bangunan
Kegunaan dari aliran udara/ventilasi
adalah :
· Untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernapasan, membawa
asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri
serta menghilangkan bau.
· Untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu
mendinginkan bagian dalam bangunan.
Aliran udara terjadi
karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan temperature antara udara di
dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua
gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran
udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pada
umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal.
Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu
terbuka. Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang
bukaannya dapat diatur.
3.
Radiasi
Panas
Radiasi panas dapat
terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari
permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat
digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).
Pancaran panasdari
suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika
beda temperatur udara melebih 40C. Hal ini sering kali terjadi pada permukaan
bawah dari langit-langit/ permukaan bawah dari atap.
(Beberapa jenis shading device)
4.
Penerangan
Alami pada Siang Hari
Cahaya alam siang hari yang terdiri
dari :
·
Cahaya
matahari langsung.
·
Cahaya
matahari difus
Di Indonesia seharusnya
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan siang hari di
dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak
dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan
penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu
dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit.
Untuk bangunan
berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi cahaya langit
yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat
dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
·
Komponen
langit.
·
Komponen
refleksi luar
·
Komponen
refleksi dalam
Dari ketiga komponen
tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada tingkat penerangan
yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :
1. Luas dan posisi lubang cahaya.
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka lubang
cahaya
4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan
dalam dari ruangan.
5. Permukaan di luar bangunan di sekitar
lubang cahaya.
Untuk bangunan
berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula kemungkinan adanya
penghalang di muka lubang cahaya. Dari penelitain yang dilakukan, baik pada
model bangunan dalam langit buatan, maupun pada rumah sederhana, faktor
penerangan siang hari rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang cahaya 15% dari
luas lantai, dengan catatan posisi lubang cahaya di dinding, pada ketinggian
normal pada langit, lebar sekitar 1 meter, faktor refleksi cahaya rata-rata
dari permukaan dalam ruang sekitar 50% – 60% tidak ada penghalang dimuka lubang
dan kaca penutup adalah kaca bening.
Desain rumah tropis
bekerja menuju satu tujuan utama dasar: tinggal nyaman tanpa bergantung pada
AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari tiga variabel: temperatur,
kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay dalam bukunya, “Desain dengan
Iklim”, mengembangkan garis panduan untuk arsitektur iklim responsif dalam
empat daerah iklim yang berbeda, salah satunya adalah lingkungan tropis panas
lembab. Merancang sebuah rumah pasif didinginkan dimulai dengan situs dan
mencakup setiap aspek dari rumah sampai ke warna.
Contoh Bangunan Tropis
Konsep rumah
tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana
kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama
dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada
tingkat kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat
sejuk udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi
konsep rumah tropis.
Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya
Diatas, adalah
dua contoh penerapan arsitektur tropis. Yang satu dengan budget pembangunan
yang cukup besar, dengan material pilihan yang diekspos, yang lainnya lebih
sederhana dengan budget lebih kecil, namun sudah memiliki konsep arsitektur
tropis.
Comments
Post a Comment